Sabtu, 04 September 2010

Selancar di Kota Pahlawan

Masih seperti yang dulu pertama kali aku menginjakkan kakiku dikota surabaya. Panas dan berjejal kendaraan menjadi pemandangan yang sulit dihilangkan dari jantung kota metropolis ini, kecuali di hari lebaran saja aku melihat kelengagan jalan seperti kota tak bertuan.

Hari-hari telah aku lewati dikota ini hingga tak sadar satu demi satu kawanku meninggalkan aku yang mengakar disini. Keceriaan yang dulu ada seakan terampas oleh kejamnya waktu yang menjajah kehidupan kita. Kesendirian terpasung dalam sepi yang kosong tanpa sebuah sinar yang menerangi hari-hariku. Hanya sebuah memori yang aku punya untuk menyimpan file sejuta kenangan itu, yang terurai dikalah kesunyian dan kerinduan melanda jiwa ini.

Sejenak aku beranjak dari tempat dudukku untuk melihat hingar-bingar kota pahlawan, yang mencoba untuk meracuni masyarakat dengan budaya pop-nya. Hal itu dapat kita lihat dari sudut manapun utara berdiri Tunjungan Plaza, Delta Plaza dan THR, di selatan ada CITO, Giant, Royal Plaza dan DTC, di barat ada PTC dan timur ada Galaxi. Tempat hiduran malam dan karaoke juga menjadi sebuah rujukan yang hangat dikalah otak ini lelah untuk menerjemahkan angkah dan kata-kata. Tidak selesai disitu pesiar kita tentang kota metropolis ini, anda akan tercengang dan ingin mencicipi kalau iman anda tidak kuat ketika anda masuk gang Dolly. Sebuah pusat perbelanjaan lelaki hidung belang yang ingin menikmati selaput darah para wanita dari segala umur dan pengalaman tentang bermain diranjang.

Kemegahan kota sekan mejadikan kebisuan dalam diri masyarakat untuk berpikir, karena mereka hanya dijejali dengan budaya pop yang menjamur. Kita tahu sendiri tidak gaya kalau kita tidak meniru apa yang dikenakan oleh orang-orang barat, tapi mungkin itulah sebuah derasnya arus globalisasi yang didengung-dengungkan orang istana dan orang parlemen kita yang busuk itu.

Akan dibawah kemana generasi kita nanti kalau globalisasi dan modernisasi dimaknai hanya dari pembangunan fisik saja. Makanya kehancuran akan mendera kita dan bangsa ini yang melalukan kebohongan public dengan mengatas namakan rakyat “itulah celoteh yang sering aku dengar diwarung bogel”…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar